Dunia sepakbola Indonesia kembali kehilangan salah satu tokoh legendaris. Ronny Pasla meninggal dunia pada Senin, 24 November 2024 dini hari di Jakarta dalam usia 79 tahun. Kabar duka ini disampaikan langsung oleh mantan striker Timnas Indonesia, Dede Sulaiman, dan dikonfirmasi oleh Hermansyah, mantan kiper Timnas lainnya.
Legenda Indonesia Ronny Pasla ini bukan sekadar nama biasa dalam sejarah sepakbola Tanah Air. Ia adalah penjaga gawang yang pernah membuat Pele, sang Raja Sepakbola, gigit jari karena tendangan penaltinya ditepis. Prestasi yang satu ini saja sudah cukup untuk mengabadikan namanya dalam buku sejarah olahraga Indonesia.
Buat kamu yang mungkin bertanya, siapa Ronny Pasla? Dia adalah sosok yang dijuluki “Macan Tutul Indonesia” karena kemampuannya melompat tinggi dan jauh layaknya kucing besar itu. Selama hampir dua dekade membela merah putih, Ronny menjadi salah satu kiper terbaik yang pernah dimiliki Indonesia.
Biodata Lengkap Ronny Pasla
Ronny Pasla lahir di Medan pada 15 April 1947. Pria berdarah Manado ini memiliki postur tubuh ideal untuk seorang kiper, yakni 183 cm. Uniknya, sepakbola bukan olahraga pertama yang digelutinya.
Di masa muda, Ronny justru lebih dulu mengenal tenis. Bakatnya di cabang olahraga ini bahkan membuatnya terdaftar sebagai wakil Sumatera Utara untuk nomor tenis dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) VII tahun 1965. Sayang, ajang tersebut dibatalkan dan mengubah jalan hidupnya.
Sang ayah, Felix Pasla, yang kemudian mengarahkan Ronny beralih ke sepakbola. Untuk mengasah kemampuannya, Ronny bergabung dengan klub Dinamo Medan. Keputusan ini ternyata mengubah sejarah sepakbola Indonesia.
Tahun 1967 menjadi titik awal kepopuleran Ronny ketika ia berhasil mengantar PSMS Medan meraih gelar juara Piala Soeratin bersama Persija Jakarta. Prestasi ini membuat namanya langsung dipanggil ke Timnas Indonesia oleh pelatih Djamiat Dalhar, saat usianya baru genap 20 tahun.
Sepanjang kariernya, Ronny memperkuat dua klub besar Indonesia: PSMS Medan dan Persija Jakarta. Ia juga menjadi langganan pemanggilan Timnas Indonesia di berbagai era pelatih, mulai dari Ernst Albert Mangindaan, Endang Witarsa, Suwardi Arlan, hingga Wiel Coerver. Ini menandakan kualitasnya yang sangat teruji.
Ronny pensiun dari sepakbola pada usia 40 tahun atau sekitar tahun 1987, setelah membela Indonesia Muda di pengujung kariernya. Ia meninggalkan istri dan 6 anak yang kini berduka atas kepergiannya.
Cerita Tendangan Penalti Pele yang Ditepis Ronny Pasla
Ini dia momen yang membuat nama Ronny Pasla abadi dalam sejarah sepakbola Indonesia. Pada 21 Juni 1972, Timnas Indonesia menggelar pertandingan uji coba melawan Santos FC di Stadion Utama Senayan (sekarang Gelora Bung Karno).
Santos FC bukan tim sembarangan. Mereka datang dengan membawa salah satu pemain terbaik sepanjang masa: Pele. Raja Sepakbola yang namanya sudah mendunia itu menjadi momok bagi semua kiper di dunia.
Pertandingan berlangsung sengit. Santos menguasai permainan dan berkali-kali membahayakan gawang Indonesia. Tekanan demi tekanan datang bertubi-tubi. Kemudian, datanglah momen yang dinanti-nanti: tendangan penalti untuk Santos yang akan dieksekusi langsung oleh Pele.
Bayangkan situasinya. Kamu adalah kiper muda Indonesia yang harus berhadapan dengan legenda hidup sepakbola dunia. Tekanan psikologis pasti luar biasa. Namun, Ronny tetap tenang dan fokus.
Ketika Pele melepaskan tendangannya, Ronny bergerak cepat. Dengan insting dan refleks luar biasa, ia berhasil menepis bola tersebut! Stadion Senayan yang dipenuhi puluhan ribu penonton meledak. Momen ini menjadi salah satu yang paling bersejarah dalam sepakbola Indonesia.
Media massa nasional kala itu bahkan membandingkan gaya bermain Ronny dengan Lev Yashin, legenda kiper Uni Soviet yang dijuluki “Black Spider”. Kepiawaiannya menjaga gawang memang sekelas dengan kiper-kiper dunia.
Tak hanya itu, Ronny juga bersinar terang saat Timnas Indonesia berlatih tanding dengan Manchester United pada 1975. Pertandingan yang berakhir imbang 0-0 itu membuktikan kualitas Ronny setara dengan standar Eropa.
Prestasi Ronny Pasla Semasa Hidup
Deretan trofi yang berhasil dipersembahkan legenda Indonesia Ronny Pasla untuk merah putih terbilang sangat mentereng. Berikut ini prestasi-prestasi yang membuatnya layak disebut sebagai salah satu kiper terbaik Indonesia sepanjang masa:
Tahun 1967: Di awal kariernya bersama Timnas, Ronny langsung membawa Indonesia meraih gelar juara Piala Aga Khan di Bangladesh. Masih di tahun yang sama, ia juga mempersembahkan gelar juara Merdeka Games di Kuala Lumpur, Malaysia.
Tahun 1968: Ronny berhasil membawa Indonesia meraih juara King’s Cup. Prestasi ini ia ulangi dengan menjadi runner-up pada tahun berikutnya.
Tahun 1969: Ia kembali mengangkat trofi Turnamen Merdeka untuk Indonesia.
Tahun 1970: Meskipun “hanya” meraih peringkat ketiga di Saigon Cup Vietnam, pencapaian ini tetap membanggakan mengingat ketatnya persaingan di turnamen tersebut.
Tahun 1972: Tahun yang sangat spesial bagi Ronny. Selain momen heroiknya menepis penalti Pele, ia juga membawa Indonesia meraih juara Pesta Sukan Cup di Singapura dan juara Jakarta Anniversary Tournament.
Julukan “Macan Tutul Indonesia” yang disematkan kepadanya bukan tanpa alasan. Ronny memiliki kemampuan lompatan yang tinggi dan jauh, refleks cepat, serta keberanian yang luar biasa. Karakteristik ini membuatnya menjadi benteng terakhir yang sangat diandalkan.
Yang lebih mengesankan lagi, konsistensinya membela Timnas Indonesia hampir dua dekade menunjukkan dedikasi dan profesionalisme tingkat tinggi. Tidak mudah mempertahankan performa di level puncak dalam waktu yang begitu lama.
Setelah pensiun dari sepakbola profesional, Ronny tidak meninggalkan dunia olahraga. Ia kembali ke cinta pertamanya, tenis. Ronny mendirikan Velodrom Tennis School Jakarta dan menjadi pelatih di klubnya sendiri, berbagi ilmu dan pengalaman kepada generasi muda.
Penutup
Kepergian Ronny Pasla adalah kehilangan besar bagi dunia sepakbola Indonesia. Ia bukan sekadar kiper handal, tetapi juga simbol dedikasi, keberanian, dan prestasi di level internasional.
Jenazah Ronny Pasla akan disemayamkan di Gereja Evangelis, Cempaka Putih, dan dikebumikan di Pemakaman Pondok Kelapa, Jakarta Timur, pada Selasa, 25 November 2024.
Momen-momen heroiknya, terutama saat menepis penalti Pele, akan terus dikenang dan diceritakan dari generasi ke generasi. Kisahnya mengajarkan bahwa dengan kerja keras, dedikasi, dan keberanian, pemain Indonesia bisa bersaing dengan yang terbaik di dunia.
Buat kamu yang ingin mengenal lebih jauh sejarah sepakbola Indonesia, kisah Ronny Pasla adalah salah satu yang wajib kamu ketahui. Ia adalah bukti nyata bahwa Indonesia pernah memiliki pemain-pemain berkelas dunia.
Selamat jalan, legenda. Jasamu untuk sepakbola Indonesia takkan pernah terlupakan. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan kesabaran. Beristirahatlah dengan tenang, Macan Tutul Indonesia.
